Prosiding Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Teknologi Laboratorium Medik Indonesia
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding
id-IDProsiding Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Teknologi Laboratorium Medik IndonesiaValidasi Metode Methylation-Specific PCR dengan Sequencing untuk Deteksi Metilasi Gen Rassf1 Pada Pasien Kanker Payudara
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/198
<p>Metastasis pada kanker payudara dapat terjadi karena peristiwa epigenetik yaitu metilasi DNA yang menyebabkan inaktivasi gen tumor supresor. Salah satu gen yang dapat digunakan sebagai penanda terjadinya metastasis pada kanker payudara adalah gen RASSF1 (gen tumor supresor). Metilasi dapat diidentifikasi menggunakan metode berbasis molekuler, misalnya <em>real</em> <em>time</em> PCR, MSP, dan <em>sequencing</em>. <em>Methylation-specific</em> PCR (MSP) merupakan metode deteksi metilasi yang sederhana dengan biaya terjangkau, serta memiliki sensitivitas tinggi. Namun akurasi hasilnya sangat bergantung pada visualisasi <em>band</em> DNA. Kegagalan visualisasi dapat terjadi jika jumlah amplikon terlalu sedikit, sehingga diperlukan validasi menggunakan <em>sequencing</em> sebagai <em>gold</em> <em>standard</em> untuk memastikan bahwa teknik MSP yang digunakan akurat dalam mendeteksi terjadinya metilasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akurasi dari metode MSP dalam mendeteksi metilasi gen RASSF1 pada kanker payudara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan desain <em>cross-sectional</em> yang dilakukan di Bagian Penelitian dan Pengembangan Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) pada Januari-Juni 2023. Spesimen yang digunakan berjumlah 16 jaringan kanker payudara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa status metilasi gen RASSF1 pada keseluruhan sampel yang dideteksi dengan metode <em>sequencing</em> bersesuaian atau sama dengan hasil metode MSP, yaitu <em>fully methylated</em>. Hal ini membuktikan bahwa metode MSP dapat digunakan untuk mendeteksi status metilasi, sebagai alternatif metode <em>sequencing</em>.</p> <p> </p>Mulya SariPuji LestariRadhita Karima
Hak Cipta (c) 2023 Mulya Sari, Puji Lestari, Radhita Karima
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-132023-12-132117KADAR VITAMIN D-25 OH PADA IBU HAMIL TRIMESTER PERTAMA DENGAN PROGNOSIS DIABETES MELLITUS GESTASIONAL
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/237
<p>Vitamin D-25 OH berperan meminimalisir terjadinya diabetes melitus gestasional yang dapat membahayakan perkembangan janin dan ibunya selama proses kehamilan. Penelitian ini bertujuan mengetahui kadar vitamin D-25 OH dan HbA1c pada ibu hamil dengan prognosis diabetes mellitus gestastional trimester pertama. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik korelasi dengan menggunakan data primer pada ibu hamil trimester pertama yang melakukan pemeriksaan vitamin D-25 OH dan HbA1c selama April – Agustus 2023 sejumlah 57 orang yang diambil secara <em>purposive sampling</em> di Laboratorium Klinik Prodia Kramat. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas subjek berusia 25-35 orang sebanyak 36 orang (63%), rerata kadar Vitamin D-25 OH sebesar 22,0 ng/mL, dan rerata kadar kadar HbA1c sebesar 5,2%. Kadar vitamin D dan kadar HbA1c memiliki koreksi dengan p-value 0,012 dan koefisien korelasi -0,331. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat korelasi yang signifikan antara kadar vitamin D 25-OH dan HbA1c pada ibu hamil dengan arah korelasi negatf yang artinya semakin tinggi kadar vitamin D 25-OH maka semakin rendah kadar HbA1c. Pemeriksaan Vitamin D-25 OH dan HbA1c digunakan sebagai skrining awal pada ibu hamil yang berguna dalam meminimalisir risiko terjadinya diabetes melitus gestasional.</p> <p> </p>Citra Aminah AnharDewi InderiatiRagil Dwi Utari
Hak Cipta (c) 2023 Citra Aminah Anhar, Dewi Inderiati, Ragil Dwi Utari
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-132023-12-1328699POTENSI MEDIA TRANSPORT MODIFIKASI AMPAS TAHU SEBAGAI PENUNJANG DETEKSI GEN ESBL PADA INFEKSI ULKUS KAKI DIABETIK
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/248
<p>Diabetes merupakan suatu gangguan kronis yang menjadi masalah utama kesehatan masyarakat secara global. Sekitar satu per empat dari seluruh penderita diabetes berpotensi mengalami ulkus sepanjang hidup mereka, dan setengah dari ulkus tersebut memiliki resiko untuk terinfeksi suatu mikroorganisme Pasien dengan ulkus kaki diabetes sering kali terinfeksi oleh organisme yang resisten antibiotik (MDRO) salah satu nya bakteri penghasil Extended Spectrum ? Lactamase (ESBL). Tujuan penelitian ini untuk melihat potensi media transport modifikasi ampas tahu sebagai penunjang deteksi gen ESBL. Gen ESBL pada bakteri di deteksi menggunakan Teknik PCR. Pada pengujian media transport modifikasi Ampas Tahu ini menggunakan 30 sampel ulkus pasien Diabetes Melitus di RUMAT Cipondoh, Kota Tangerang. Hasil bakteri dominan yang tumbuh ialah bakteri golongan Citrobacter sp yaitu media transport modifikasi 6(30,0%) dan Amies 8(40,0%). Persentase tertinggi sebesar 64% masih sensitif terhadap meropenem. Berdasarkan genotif terdapat gen OXA sebanyak 4(13,3%), SHV 3(10%) dan 1(3,3%) yang mengandung kedua gen tersebut. Kesimpulan strategi pengobatan infeksi ulkus kaki diabetic penggunaan antibotik harus berdasarkan hasil kultur uji resistensi sehingga tidak banyak menimbulkan gen MDRO khususnya gen penghasil ESBL, dari 30 isolat ulkus diabetic menggunakan media transport modifikasi Ampas Tahu cukup efektif dan dapat digunakan sebagai media transport sebagai penunjang pemeriksaan bakteri dengan gen ESBL.</p>Venny PatriciaAhmad YaniCitra TrisnaMuhamad Abduul Rifailutfiatul HidayahMega Rachmawati
Hak Cipta (c) 2023 Venny Patricia, Ahmad Yani, Citra Trisna, Muhamad Abduul Rifai, lutfiatul Hidayah, Mega Rachmawati
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2024-01-222024-01-222401415Uji Efektivitas Biolarvasida Minyak Atsiri Serai Wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) Terhadap Mortalitas Larva Aedes Sp.
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/209
<p>Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk <em>Aedes sp. </em>sebagai vektor pembawa virus dengue yang belum ditemukan obatnya. Pengendalian penyakit ini bergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk <em>Aedes sp. </em>dan salah satunya adalah pemberantasan melalui stadium larva. Minyak atsiri serai wangi (<em>Cymbopogon nardus </em>(L.) Rendle) terbukti memiliki kandungan sitronelal dan geraniol yang bersifat toksik bagi larva. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas dan daya toksisitas atau <em>Lethal Concentration </em>50% (LC50%) minyak atsiri serai wangi (<em>Cymbopogon nardus </em>(L.) Rendle) sebagai alternatif biolarvasida. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental dengan desain penelitian <em>post test only control group </em>yang terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang terdiri dari biolarvasida dengan konsentrasi 100 ppm, 125 ppm, 150 ppm, 175 ppm dan 200 ppm<em>. </em>Larva yang digunakan adalah larva <em>Aedes sp. </em>instar III sebanyak 25 larva setiap pengujian dan pengulangan dilakukan sebanyak 4 kali. Analisis Uji Shapiro-Willk menunjukkan bahwa data terdistribusi normal dengan hasil p>0,05 sehingga uji <em>one-way Anova </em>bisa dilanjutkan dan terdapat perbedaan bermakna dari setiap perlakuan dengan F hitung > F tabel (140,703 > 4,8932). Nilai LC50 diperoleh dengan uji Probit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri serai wangi (<em>Cymbopogon nardus </em>(L.) Rendle) efektif sebagai biolarvasida dengan LC50 sebesar 151,270 ppm ? 151 ppm.</p> <p><strong>Kata Kunci : </strong><em>Aedes sp., </em>biolarvasida, minyak atsiri, serai wangi</p>Anita OktariIsti Sofia InsaniMira AprilaniAnisa Aulia Inandawati
Hak Cipta (c) 2023 Anita Oktari, Isti, Mira, Anisa
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-0821827EKSTRAK UBI UNGU (Ipomoea batatas L.) SEBAGAI ZAT WARNA PADA PEMERIKSAAN TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH)
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/208
<p>Kecacingan merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit nematoda usus golongan <em>Soil Transmitted Helminths </em>(STH). Penegakan Diagnosis <em>Soil Transmitted Helminths </em>dilakukan dengan pemeriksaan feses menggunakan eosin 2%, agar telur cacing tampak lebih jelas. Zat warna alami dapat berasal dari umbi-umbian salah satunya ubi jalar ungu (<em>Ipomoea batatas L</em>.) yang memiliki kandungan antosianin tinggi yaitu sebesar 282mg/100g mampu memberikan warna merah, biru, dan ungu. Tujuan penelitian mengetahui kemampuan ekstrak ubi ungu dalam mewarnai sediaan telur cacing <em>Soil Transmitted Helminths. </em>Metode penelitian <em>true eksperimental</em> dengan variasi konsentrasi ekstrak ubi ungu 80%, 90% dan 100% dengan pelarut akuades dan etanol 96%. Hasil penelitian diketahui ekstrak ubi ungu pada konsentrasi 100% dengan pelarut akuadest mampu mewarnai sediaan telur cacing <em>Soil Transmitted Helminths</em> (STH)</p> <p><strong>Kata Kunci :</strong> Ekstrak Ubi Ungu; Eosin 2%; <em>Soil Transmitted Helminths</em> (STH)</p> <h1> </h1>Yeli Hartuti
Hak Cipta (c) 2023 Yeli Hartuti
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-0824249PENGARUH INDUKSI TIMBAL TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID PADA DARAH MENCIT (Mus musculus)
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/233
<p> </p> <p>Timbal merupakan toksin yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui respirasi, pencernaan, dan kulit. Timbal merupakan senyawa yang terbuat dari sisa pembakaran bahan bakar motor, industri, serta cat yang mengandung timbal. Absorpsi timbal ke dalam tubuh dapat meningkatkan pembentukan <em>Reactive Oxygen Spesies (ROS) </em>dan mengurangi sistem antioksidan dalam tubuh, sehingga menyebabkan stress oksidatif karena ketidakseimbangan antara oksidan dan antioksidan dengan hasil metabolisme berupa peroksida lipid. Peroksida lipid diukur sebagai kadar <em>malondialdehyde</em> (MDA). Untuk mengetahui pengaruh induksi timbal pada kadar MDA plasma mencit. <strong> </strong>Metode yang digunakan yaitu eksperimental pada 25 mencit <em>swiss webster</em> jantan yang dibagi menjadi lima kelompok, satu kelompok kontrol dan empat kelompok diinduksi Pb asetat secara oral dengan rentang waktu yang berbeda. Sampel merupakan plasma darah mencit yang diperoleh dari jantung dengan waktu pengambilan sesuai rentang waktu paparan.<strong> </strong>Setelah mencit menerima perlakuan, hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kadar MDA plasma dengan rata-rata secara statistic p<0,05. Tingkat MDA meningkat secara signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok mencit yang diinduksi Pb asetat selama 3 dan 4 minggu. Penelitian ini menunjukkan bahwa induksi Pb dapat meningkatkan kadar MDA plasma pada mencit.</p> <p> </p>Liah KodariahAziz Ansori WahidViona Aissa PutriTyas Ismi Fadilah
Hak Cipta (c) 2023 Liah Kodariah, Aziz Ansori Wahid; Viona Aissa Putri; Tyas Ismi Fadilah
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-0826372PENGOBATAN SOIL TRANSMITTED HELMMINTHS DENGAN RESPON IMUN CEPAT RAPID TES IGE SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK TEH HITAM DI SOCAH BANGKALAN MADURA
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/257
<p> <span class="fontstyle0">Indonesia negara dengan riwayat infeksi kecacingan sangat tinggi dan resiko lebih tinggi terjangki tn ya penyakit STH (Soil Transmitted Helminth). Peneliti menggunkan ekstrak teh hitam karena mengandung fenolik. Rumusan Masalah : Apakah formulasi ekstrak teh hitam dalam sediaan memiliki efektivitas anti mikroba yang baik sebagai imunomodulator pada penderita kecacingan dan Bagaimana efektivitas anti mikroba pada variasi formulasi ekstrak teh hitam dalam sediaan. Tujuan untuk mengetahui reaksi imunoglobulin E pada penderita kecacingan setelah pemberian ekstrak teh hitam. Pembuatan ekstrak , peneliti menggunakan metode maserasi pelarut etanol 96%, hasil rendamannya 40 ml, perlakuan pada mencit putih berusia 16 minggu dengan bobot 20 gram. Mencit dibagi 2 kelompok, kelompok 1 yaitu 15 ekor mencit diberikan ekstrak teh hitam dalam CMC Na 0,5% sedangkan kelompok 2 yaitu 15 ekor mencit putih yang hanya diberikan CMC Na 0,5% sebagai kontrol. Setiap 2 minggu sekali dalam 6 minggu dilakukan pemeriksaan imunoglobulin E. Hasil penelitian pada percobaan menggunakan mencit (Mus musculus) setelah diberikan pakan bercampur telur Taenia saginata didapatkan hasil positif telur cacing, sedangkan pada pemeriksaan acak dengan sampel darah para petani peternak didapatkan hasil positif IgE dimana setelah pemberikan ekstrak teh hitam adanya respon alergi kecacingan yang menurun. ekstrak teh hitam berpengaruh dalam respon imunuglobulin E pada penderita kecacingan.</span> </p>Dwi Aprilia AnggrainiDwi Nur HidayantiNurul HikmahNia Ramadhani Putri
Hak Cipta (c) 2023 Dwi Aprilia Anggraini, Dwi Nur Hidayanti, Nurul Hikmah, Nia Ramadhani Putri
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-132023-12-132345354PENGARUH REPLIKASI PEMANASAN MEDIA Nutrient Agar TERHADAP NUTRISI MEDIA, pH MEDIA DAN JUMLAH KOLONI BAKTERI
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/239
<p>Media <em>Nutrient Agar</em> merupakan media basal yang sering digunakan dengan komposisi terpenting adalah karbohidrat dan protein sesuai kebutuhan sebagian besar bakteri. Namun, untuk alasan kepraktisan media biasanya dibuat dalam volume besar untuk satu kali sterilisasi, sisanya diletakkan di lemari pendingin kemudian dipanaskan kembali bila akan digunakan. Tindakan repllikasi pemanasan diduga akan menyebabkan perubahan komposisi nutrisi dan pH media yang berdampak pada pertumbuhan koloni bakteri. Metode penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan mengukur kadar nutrisi media, pH media dan jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada media Nutrient Agar setelah replikasi pemanasan sebelum digunakan. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar karbohidrat dan protein media NA pemanasan 1x adalah 0.72% dan 0.35%, pemanasan 2x adalah 0.85% dan 0.66%, pemanasan 3x adalah 0.90% dan 0.44%. pH media setelah 3x pemanasan berturut-turut adalah 6.65, 6.63, dan 6.59. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada media NA setelah 3x pemanasan adalah 4819 CFU/ml, 4140 CFU/ml, dan 1993 CFU/ml. Replikasi pemanasan menyebabkan perubahan komposisi nutrisi pada media yaitu kadar karbohidrat media NA mengalami peningkatan sedangkan kadar protein mengalami penurunan. pH media NA semakin menurun dari pemanasan 1x hingga 3x, serta jumlah koloni bakteri yang tumbuh semakin berkurang.</p> <p><strong>Kata kunci</strong> : Media <em>Nutrient Agar</em>, Replikasi Pemanasan, Nutrisi, pH, Jumlah Koloni Bakteri</p>Dira MaharaniRafikaZulfikar Ali HasanArtati
Hak Cipta (c) 2023 Dira Maharani, Rafika, Zulfikar Ali Hasan, Artati
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-0827385IDENTIFIKASI BAKTERI PENYEBAB INFEKSI SALURAN KEMIH PADA PASIEN DI LABORATORIUM KLINIK PRODIA BLITAR
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/243
<p>Penyebab utama Infeksi saluran kemih (ISK) adalah adanya mikroorganisme pada saluran kemih, termasuk kandung kemih, prostat, ginjal. Saluran kemih yang bisa terinfeksi adalah urethra, kandung kemih ureter, jaringan ginjal, kelenjar prostat, nefron, peradangan ginjal. Dinyatakan sebagai infeksi saluran kemih apabila ditemukan jumlah bakteri ? 100.000/mL urine, dengan pengambilan sampel urine porsi tengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bakteri penyebab ISK pada sampel urin pasien dengan diagnosis ISK yang melakukan pemeriksaan di Laboratorium Klinik Prodia Blitar. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, jumlah responden sebanyak 56 responden. Data yang dikumpulkan menggunakan sample urin kemudian dilakukan kultur urin, pewarnaan Gram, serta identifikasi bakteri menggunakan alat Vitek. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan penyebab ISK terbanyak yaitu bakteri <em>Escherichia coli</em> (60%), kemudian bakteri <em>Klebsiella pneumoniae</em> (16%), <em>Enterococcus faecalis</em> (7%), <em>Pseudomonas aeruginosa</em> (5%), kemudian bakteri <em>Pseudomonas putida</em>, <em>Acinetobacter baumannii</em>, <em>Shigella</em> sp., <em>Staphylococcus aureus</em>, dan <em>Proteus mirabilis</em> yang masing – masing memiliki persentase 2%. Bakteri yang terindentifikasi selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan uji sensitifitas antibiotik.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Infeksi Saluran Kemih, Bakteri, Mikroorganisme</p>Ratna MegawatiDidik PrasetyaAnak Agung Sri Sanjiwani
Hak Cipta (c) 2023 Ratna Megawati, Didik Prasetya, Anak Agung Sri Sanjiwani
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-082100110DESAIN PRIMER DAN PROBE MELALUI PENDEKATAN BIOINFORMATIKA UNTUK DETEKSI GEN GAG HIV-1 MENGGUNAKAN qRT-PCR
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/218
<p>Pemeriksaan konfirmasi viral load HIV dengan qRT-PCR merupakan pemeriksaan yang wajib dilakukan untuk monitoring terapi. Pengembangan metode deteksi HIV berbasis qRT-PCR dengan target sekuen gen lestari pada HIV-1, seperti gen Gag HIV-1 dapat menjadi alternatif pengembangan metode deteksi berbasis molekuler. Penelitian ini bertujuan merancang desain primer dan probe gen Gag HIV-1 yang sesuai untuk qRT-PCR melalui pendekatan bioinformatika. Sekuen gen Gag HIV-1 diunduh dari National Center for Biotechnology Information (NCBI) nucleotide database GenPeptd (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/nucleotide/). Selanjutnya dilakukan uji kualitas dan uji homologi terhadap sekuen pasangan primer dan probe gen Gag HIV-1. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh sekuen pasangan primer gen Gag HIV-1 yang memenuhi persyaratan, yaitu 5'-GACATCAAGCAGCCATGC-3' (<em>forward</em>) dan 3’- CCAATCCAGGACGTACGTG -5' (<em>reverse</em>), dengan sekuen probe <em>5'</em><em>-</em> GGAAGCTGCAGAATGGGACAG<em>-</em><em>3'</em>. Sekuen primer memiliki panjang 18 basa (<em>forward</em>) dan 19 basa (<em>reverse</em>) dengan GC content primer 57% (<em>reverse</em>), 55% (<em>forward</em>) dan 57% (probe), suhu leleh (<em>Tm</em>) primer sebesar 59ºC (<em>forward</em>), 61ºC (<em>reverse</em>) dan 66ºC (probe), tidak terbentuk <em>hairpin loop </em>dan dimer pada pasangan primer maupun probe, dan gen <em>gag </em>memiliki homologi 100% dengan HIV-1. Dapat disimpulkan bahwa sekuen pasangan primer dan probe memenuhi persyaratan dan dapat digunakan pada amplifikasi gen Gag HIV-1 menggunakan qRT-PCR.</p>AsryadinNur Aini Hidayah KhasanahNilasari Indah Yuniati
Hak Cipta (c) 2023 Asryadin, Nur Aini Hidayah Khasanah, Nilasari Indah Yuniati
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-082118128PROFIL NEUTROPHIL-TO-LYMPHOCYTE RATIO PADA DEMAM TIFOID
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/225
<p>Typhoid fever is an acute or chronic systemic infectious disease caused by the gram-negative bacteria Salmonella typhi. WHO stated that the incidence of typhoid fever reached 21 million cases with a mortality rate of 161,000 in Southeast Asia and South Asia. Cases of typhoid fever can be fatal due to low awareness and inadequate treatment, so adequate examination or diagnostic support is needed. Typhoid fever has typical hematological abnormalities, namely anemia, leukopenia, eosinophilia, thrombocytopenia and subclinical disseminated intravascular coagulation. Typhoid fever can affect the hematopoietic system including neutrophils and lymphocytes. Neutropenia is a clinical picture that is often found in cases of typhoid fever. This hematological picture can be used as a tool to aid diagnosis and management of the patient's condition appropriately. NLR is thought to have high diagnostic and better sensitivity than CRP as a marker of sepsis. The aim of this research is to obtain an overview of the results of calculating the number of neutrophils, lymphocytes and NLR. Descriptive survey research design with a large sample using the purposive sampling method. The number of neutrophils and lymphocytes was measured using a Sysmex XN-450 hematology analyzer. The mean neutrophil count was 59.98, the lymphocyte count was 32.36, and the mean NLR value was 2.74. NLR can be used as a marker of inflammation but requires other supporting examinations</p>Dian NurmansyahSilfanida PutriRizka Ayu WahyuniNafila
Hak Cipta (c) 2023 Dian Nurmansyah, Silfanida Putri, Rizka Ayu Wahyuni; Nafila
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-082129135PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN SAMPEL DARAH RESIPIEN TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN UJI SILANG SERASI (CROSSMATCH) METODE GEL TEST
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/201
<p>Uji silang serasi merupakan salah satu pemeriksaan Pra-Transfusi darah yang bertujuan untuk menguji kompatibilitas antara darah donor dan sampel darah resipien. Penyimpanan sampel darah resipien dapat terjadi karena penyediaan donor yang belum dapat terpenuhi dalam kurun waktu yang lebih awal, sehingga sampel darah resipien perlu disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama. Untuk mengetahui pengaruh waktu penyimpanan sampel terhadap hasil uji silang serasi (<em>crossmatch</em>) dengan metode gel. Metode Penelitian: <em>Experimental</em>, penelitian ini dilakukan di Laboratorium Unit Transfusi Darah RSUP dr Mohammad Hoesin Palembang, Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 29 sampel dengan menggunakan <em>Random Sampling</em>. Hasil: Terdapat 0% perbedaan hasil menggunakan sampel hari ke-0, 10,3% perbedaan hasil menggunakan sampel hari ke-3 dan 44,8% perbedaan hasil menggunakan sampel hari ke -5 dan rata-rata perbedaan hasil terjadi sebanyak 45%. Kesimpulan: waktu penyimpanan sampel darah resipien memberikan pengaruh terhadap hasil uji silang serasi (<em>crossmatch)</em> sehingga tidak dianjurkan menggunakan sampel darah resipien yang telah disimpan.</p>Aisyah ArrosyadaBastianNurhidayantiFirna Kamilatun Nuha
Hak Cipta (c) 2023 Aisyah Arrosyada, Bastian; Nurhidayanti; Firna Kamilatun Nuha
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-082136146NATRIUM SITRAT 3,2% SEBAGAI ANTIKOAGULAN ALTERNATIF PEMERIKSAN HEMOGLOBIN PADA SPESIMEN DARAH AV-SHUNT PASIEN HEMODIALISA
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/222
<p>Darah yang telah keluar dari pembuluh darah akan mengalami pembekuan sehingga diperlukan zat antikoagulan yang akan mencegah pembekuan terjadi serta menjaga komponen dalam darah. EDTA dan Natrium sitrat 3,2% merupakan antikoagulan paling sering digunakan di bidang hematologi. EDTA digunakan dalam pemeriksaan kadar hemoglobin, permasalahan dapat terjadi apabila tidak tersedianya spesimen dengan antikoagulan tersebut karena kesulitan sampling, permintaan mendadak, sedikitnya darah dan hanya tertampung pada tabung Natrium sitrat 3,2%. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil pada darah EDTA dan Natrium sitrat 3,2% saat digunakan untuk pemeriksaan kadar hemoglobin. Sampel penelitian ini merupakan darah pasien hemodialisa dengan komplikasi anemia yang ditampung dalam tabung EDTA dan Natrium sitrat 3,2% dan dianalisa menggunakan <em>Hematology analyzer</em>. Hasil pemeriksaan didapatkan rata-rata kadar hemoglobin darah EDTA sebesar 9,2 g/dL sedangkan pada darah Natrium sitrat 3,2% sebesar 9,3 g/dL. Hasil uji statistik dengan <em>Independent Sample T-test</em> pada data tersebut dapat disimpulkan tidak adanya perbedaan signifikan pada kedua kadar hemoglobin pada darah EDTA dan Natrium sitrat 3,2%. Penggunaan darah Natrium sitrat 3,2% dapat dijadikan alternatif dalam urgensi tertentu tetapi masih diperlukan kaji ulang terkait <em>Assay performance</em>.</p>Frisqila Amalia RizkaGilang Nugraha
Hak Cipta (c) 2023 Frisqila Amalia Rizka, Gilang Nugraha
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-082147157LIMBAH AMPAS TAHU SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PERTUMBUHAN BAKTERI GRAM NEGATIF
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/193
<p>Mahalnya harga media serta minimnya kesadaran terkait potensi nilai ekonomi limbah ampas tahu mendorong peneliti untuk menemukan inovasi pemanfaatan limbah ampas tahu menjadi produk media alternatif pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan media alternatif ampas tahu dalam menumbuhkan bakteri Gram negatif (<em>Escherichia coli</em> ATCC 25922, <em>Klebsiella penumoniae</em> ATCC 700603 dan <em>Pseudomonas aeruginosa</em> ATCC 27853), serta menganalisa jumlah koloni dan karakteristik bakteri Gram negatif pada media alternatif ampas tahu. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental di laboratoriummenggunakan tingkatan konsentrasi media ampas tahu 1%, 2%,3%,4% dan 5%. Hasil hitung jumlah koloni didapatkan jumlah koloni <em>Escherichia coli</em> ATCC 25922 pada media ampas tahu konsentrasi 1%, 2%,3%,4%,5% secara berurutan adalah 64, 86, 105, 165, 171; jumlah koloni <em>Klebsiella pneumoniae</em> ATCC 700603 pada media ampas tahu konsentrasi 1%, 2%,3%,4%,5% secara berurutan adalah 37, 55, 72, 89, 125; dan jumlah koloni <em>Pseudomonas aeruginosa</em> ATCC 27853 pada media ampas tahu konsentrasi 1%, 2%,3%,4%,5% adalah 45, 78; 84; 150; 164. Karakteristik koloni<em> Escherichia coli</em> ATCC 25922, <em>Klebsiella pneumoniae</em> ATCC 700603, dan Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 pada media alternatif ampas tahu sesuai dengan kontrol namun ukuran koloni lebih kecil. Karakteristik pengamatan pewarnaan Gram didapatkan Gram negatif, basil, monobasil,merah. Berdasarkan uji ANAVA didapatkan hasil 0,0031(P<0,005). Uji Duncan menunjukkan hasil konsentrasi ampas tahu minimum yang dapat menumbuhkan ketiga bakteri Gram negatif tersebut adalah konsentrasi 3%. Namun, konsentrasi optimum media ampas tahu yang baik untuk pertumbuhan ketiga bakteri Gram negatif pada penelitian ini adalah konsentrasi 5%. Simpulan, bakteri Gram negatif mampu tumbuh pada media alternatif limbah ampas tahu. Namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut agar media alternatif limbah ampas tahu menjadi media umum untuk pertumbuhan bakteri yang lebih ramah lingkungan dengan harga terjangkau.</p>Prima Nanda FauziahRahmawati Tri HandayaniSyarifah Miftahul El JannahImas Latifah
Hak Cipta (c) 2023 Prima Nanda Fauziah, Rahmawati Tri Handayani, Syarifah Miftahul El Jannah, Imas Latifah
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-082158168HUBUNGAN KADAR HBA1C DENGAN NILAI LAJU ENDAP DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI RSUD HAJI PROVINSI JAWA TIMUR
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/230
<p>HbA1c merupakan parameter kontrol metabolik pada penderita Diabetes Melitus (DM) untuk mengurangi resiko terjadinya komplikasi kardiovaskuler. Komplikasi vaskuler pada penderita Diabetes mellitus disebabkan oleh aterosklerosis. Hal ini dapat terjadi karena hiperglikemia dan inflamasi yang ditandai dengan peningkatan kadar fibrinogen dapat menyebabkan nilai Laju Endap Darah (LED) meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan HbA1c dengan nilai laju endap darah pada penderita diabetes mellitus. Metode penilitian ini adalah observasional analitik. Sampel penelitian sebanyak 35 pasien diabetes mellitus yang melakukan pemeriksaan di RSUD Haji Provinsi Jawa Timur. Teknik analisis data menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk yang dilanjutkan dengan uji statistik beda bermakna. Hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata HbA1c 8,5%, rata-rata LED normal 16 mm/jam, dan rata-rata LED tidak normal 62 mm/jam. Hasil uji korelasi menyatakan sig 0,453 > 0,05. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara HbA1c dengan Nilai Laju Endap Darah.</p>Kholisoh Tri FebrianaEllies Tunjung Sari MaulidiyantiRahma WidyastutiRinza RahmawatiWaras Budiman
Hak Cipta (c) 2023 Kholisoh Tri Febriana, Ellies Tunjung Sari Maulidiyanti, Rahma Widyastuti; Rinza Rahmawati; Waras Budiman
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-082169175ANALISIS PCR-RFLP ENZIM HaeIII SECARA IN SILICO PADA FRAGMEN D-Loop DNA MITOKONDRIA DEMI KEPENTINGAN FORENSIK
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/231
<p><em>DNA fingerprinting </em>merupakan alat diagnostic paling akurat dalam kasus forensic. Metode ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan membedakan antar individu. Daerah D-loop DNA mitokondria merupakan fragmen polimorfis yang berpeluang untuk diteliti. Teknik <em>Polymerase Chain Reaction</em>-<em>Restricted Fragment Length Polymorphism</em> (PCR-RFLP) akan dikembangkan untuk menunjang analisis <em>DNA fingerprinting </em>dengan penanda DNA mitokondria. Komponen yang paling penting pada teknik ini adalah penentuan enzim restriksi. Penelitian ini bertujuan untuk analisis secara <em>in silico</em> untuk mendeteksi<em> restriction site</em> fragmen D-loop DNA mitokondria, analisis enzim <em>Hae</em>III secara PCR-RFLP <em>in silico</em> dan menguji enzim <em>Hae</em>III tersebut dengan metode PCR-RFLP secara <em>in vitro</em>. Pada penelitian ini penentuan sekuen genom mitokondria manusia dari rCRS <em>(revised Cambridge Reference Sequence</em>) yang diperoleh dari NCBI <em>reference sequence</em> dengan nomor aksesi NC_012920.1, analisis jenis enzim dengan <em>software</em> FasPCR, dan analisis PCR-RFLP enzim <em>Hae</em>III secara <em>in silico</em> pada laman <em>The Web Server</em> serta uji <em>in vitro</em> dengan enzim HaeIII. Hasil analisis PCR-RFLP secara <em>in silico </em>pada enzim <em>Hae</em>III didapatkan enzim tersebut memiliki 2 posisi <em>restriction site</em> pada basa ke 16457 dan 323. Enzim restriksi <em>Hae</em>III memotong fragmen D-Loop DNA mitokondria menjadi 3 fragmen DNA. Hasil ini telah diuji secara <em>in silico</em> dan <em>in vitro</em> yang menghasilkan panjang yaitu 106 <em>bp</em>, 435 <em>bp</em>, dan 318 <em>bp</em>.</p>Ni Putu Senshi Septiasari
Hak Cipta (c) 2023 Ni Putu Senshi Septiasari
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-082176189UJI DAYA HAMBAT FERMENTASI KOMBUCHA TEH BUNGA KECOMBRANG (Etlingera elatior) TERHADAP PERTUMBUHAN Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/242
<p>Kombucha merupakan minuman probiotik hasil fermentasi yang dilakukan oleh SCOBY (Symbiotic Culture of Bacteria and Yeast). Substrat dalam pembuatan minuman kombucha dapat menggunakan dedaunan, bunga atau bahan alami yang mengandung senyawa flavonoid dan juga menggunakan gula sebagai substrat. Variasi dari konsentrasi gula memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombucha teh bunga kecombrang (Etlingera elatior) terhadap aktivitas antibakteri gram positif dan gram negatif tergantung pada konsentrasi gula yang berbeda-beda dimulai dari konsenstrasi gula 20%, 30%, 40%, dan 50%, dimana setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Penelitian ini menggunakan metode difusi cakram untuk mengetahui adanya zona bening yang terbentuk berdasarkan konsentrasi gula yang berbeda-beda pada fermentasi kombucha teh bunga kecombrang (Etlingera elatior). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi gula yang berbeda-beda berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan bakteri yang ditandai dengan terbentuknya zona bening terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dan konsentrasi gula terbaik terdapat pada konsentrasi 40% karena memiliki hasil zona bening paling besar. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa fermentasi kombucha dari teh bunga kecombrang (Etlingera elatior) yang menggunakan konsentrasi gula 20%, 30%, 40%, dan 50% dapat menghambat laju pertumbuhan bakteri patogen dan dapat berperan sebagai minuman probiotik untuk mendukung kekebalan tubuh.</p>Fitri Rahmi FadhilahSuyarta Efrida PakpahanFirman RezaldiLiah KodariahAziz Ansori WahidOlvia Julinda
Hak Cipta (c) 2023 Fitri Rahmi Fadhilah, Suyarta Efrida Pakpahan, Firman Rezaldi, Liah Kodariah, Aziz Ansori Wahid, Olvia Julinda
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-082200211OPTIMASI ANTOSIANIN PADA BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) SEBAGAI ZAT WARNA PADA PEMERIKSAAN SOIL-TRANSMITTED HELMINTH
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/212
<p>Penelitian ini berlatar belakang STH (<em>Soil-Transmitted Helminth</em>) yaitu kelompok cacing yang siklus hidupnya memerlukan tanah dengan kondisi tertentu untuk mencapai stadium infektif, antosianin merupakan kelompok pigmen yang berwarna merah sampai biru yang tersebar luas pada tanaman, antosianin di sebut pigmen flavonoid, senyawa flavonoid termasuk senyawa polar dan dapat di ekstraksi dengan pelarut yang bersifat polar pula. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kemampuan antosianin pada buah naga merah merah (<em>Hylocereus polyrhizus</em>) dapat digunakan sebagai zat warna pada pemeriksaan STH (<em>Soil-Transmitted Helminth</em>). Metode Penelitian dilakukan secara observasi laboratorium yang bersifat deskriptif kategorik di mana sampel yang di gunakan adalah feses positif dengan metode sedimentasi. Ekstrak dari buah naga merah yang didapatkan kemudian dibuat variasi konsentrasinya, yaitu: 100%; 80%; 60%; 40%; 20%;. Hasil yang didapatkan adalah konsentrasi 80% efektif dalam mewarnai telur STH (<em>Soil-Transmitted Helminth</em>) jik dibandingkan dengan kontrol. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa zat warna antosianin efektif digunakan sebagai pewarna alami pengganti eosin pada pemeriksaan STH (<em>Soil-Transmitted Helminth</em>).</p>A.R.Pratiwi HasanuddinRahmat AryandiAndi SuswaniAndi Harmawati
Hak Cipta (c) 2023 A.R.Pratiwi Hasanuddin, Rahmat Aryandi, Andi Suswani; Andi Harmawati
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-082226238DETEKSI Candida albicans PADA SALIVA PASIEN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS I DENPASAR TIMUR
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/236
<p>Kadar glukosa tinggi dan tidak terkontrol pada pasien diabetes melitus dapat memicu peningkatan pertumbuhan mikroorganisme patogen salah satunya pada rongga mulut. Pada pasien diabetes melitus sekresi saliva yang mengandung gula berlebih akan mendukung pertumbuhan jamur khususnya <em>Candida albicans</em>. Pertumbuhan <em>C. albicans </em>yang berlebih dapat berisiko menimbulkan infeksi kandidiasis atau kandidosis oral. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi ada atau tidaknya <em>C. albicans </em>pada sampel saliva pasien dengan diabetes melitus yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas I Denpasar Timur. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini secara deskriptif dengan teknik pengambilan sampel secara <em>purposive</em>. Responden penelitian ini berjumlah 30 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pemeriksaan dilakukan di Laboratorium Bakteriologi dan Mikologi STIKes Wira Medika Bali pada Januari-April 2022. Hasil dari penelitian ini didapatkan isebanyak 4 responden positif terdapat <em>C. albicans </em> pada sampel salivanya dengan persentase sebesar 13,33%, sedangkan hasil negatif sebanyak 26 responden dengan persentase sebesar 86,67%. Hasil pemeriksaan positif dinyatakan melalui pemeriksaan secara makroskopis berupa kultur jamur dan mikroskopis dengan pewarnaan gram dan uji lanjutan berupa uji <em>germ tube</em>. Diharapkan bagi masyarakat khususnya penderita diabetes melitus agar tetap menjaga kebersihan area rongga mulut dan selalu menjaga kadar gula didalam darah untuk mencegah terjadinya pertumbuhan <em>C. albicans</em>.</p>I Ngurah Ketut A.N Baskara JelantikNi Wayan Desi BintariNi Luh Nova
Hak Cipta (c) 2023 I Ngurah Ketut A.N Baskara Jelantik, Ni Wayan Desi Bintari; Ni Luh Nova
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-082239249PERBANDINGAN PERTUMBUHAN JAMUR Candida albicans PADA MEDIA Potato Dextrose Agar DAN MEDIA ALAMI DARI JAGUNG MANIS (Zea Mays Saccharata L.)
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/217
<p>PDA (<em>Potato Dextrose Agar</em>) merupakan salah satu media yang digunakan untuk pertumbuhan jamur <em>Candida albicans</em>. Media PDA dibuat pabrik dalam bentuk sediaan siap pakai, harganya mahal, dan hanya diperoleh pada tempat tertentu. Melimpahnya sumber daya alam seperti jagung manis (<em>Zea mays saccharate L.</em>), dapat digunakan sebagai media alternatif pertumbuhan mikroorganisme. Tujuan penelitian untuk mengetahui pertumbuhan dan perbandingan jumlah koloni dan diameter jamur <em>Candida albicans</em> pada media alami jagung manis dan PDA. Penelitian ini menggunakan metode <em>spread plate </em>(cara sebar), hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata diameter koloni pada media PDA adalah 1,5 mm sedangkan pada media jagung manis memiliki diameter 1 mm. Hasil uji statistik media jagung manis didapatkan nilai sig<0,05 yang berarti terdapat perbedaan pertumbuhan jamur pada masing-masing konsentrasi. Dapat disimpulkan media alami jagung manis konsentrasi 30% dan 60% dapat digunakan sebagai media alternatif.</p>Ardini Damayanti
Hak Cipta (c) 2023 Ardini Damayanti
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-082250260PERBEDAAN INDEKS ENTOMOLOGI Aedes aegypti SEBELUM DAN SETELAH PEMASANGAN LETHAL OVITRAP DI KELURAHAN JOYOSURAN KOTA SURAKARTA
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/199
<p>Keberadaan jentik <em>Aedes aegypti</em> di suatu wilayah dapat menjadi potensi terjadinya DBD. Pencegahan penyakit DBD yang telah dilakukan sampai saat ini yaitu PSN 3M. Upaya pengendalian yang juga direkomendasikan WHO salah satunya pemasangan <em>ovitrap</em> yang dimodifikasi dengan penambahan <em>temephos</em> yang dikenal dengan <em>lethal ovitrap</em>. PSN dengan <em>lethal ovitrap</em> sebagai nilai plus, direkomendasikan dilakukan pada saat jumlah kasus rendah dan sebelum musim penghujan tiba sebagai tindakan antisipasi terjadinya peningkatan kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan indeks entomologi <em>Aedes aegypti</em> sebelum dan setelah pemasangan <em>lethal ovitrap</em> di Kelurahan Joyosuran Kota Surakarta. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Joyosuran Kota Surakarta dengan melakukan survei ke rumah warga di lokasi terpilih. Sampel penelitian ini sebanyak 100 rumah yang dipilih berdasarkan kasus DBD yaitu di RW 01 RT 05, RT 06, dan RT 07 dipasang sebanyak 2 <em>ovitrap</em>. Analisis data dilakukan dengan SPPS menggunakan uji <em>Paired Sampel T-Tes</em> dan uji <em>Wixocon. </em>Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap perbedaan indeks entomologi <em>Aedes aegypti</em> sebelum dan setelah pemasangan lethal ovitrap untuk indikator HI, CI, BI, ABJ dan DF dengan nilai signifikan p=0.184, p=0.180, p=0.0180, p=0.184 dan p=0.317 (<em>sig</em>.p>0.05). Kesimpulan penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan indeks entomologi <em>Aedes</em> <em>aegypti</em> sebelum dan setelah pemasangan <em>lethal</em> <em>ovitrap</em> di Kelurahan Joyosuran Kota Surakarta.</p>Ni Putu AsviniTri MulyowatiRinda Binugraheni
Hak Cipta (c) 2023 Ni Putu Asvini, Tri Mulyowati; Rinda Binugraheni
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-082271283UMBI TALAS BOGOR (Colocasia esculenta (L.) Schott) SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PERTUMBUHAN JAMUR Aspergillus niger
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/194
<p>Media pertumbuhan mikroorganisme yang baik adalah media yang mengandung semua nutrien yang diperlukan oleh mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Saat ini, media yang umum digunakan untuk pertumbuhan jamur adalah <em>Sabarout Dextroxa Agar</em> (SDA) dan <em>Potato Dextorse Agar</em> (PDA). Mahalnya media SDA dan PDA komersil mendorong para peneliti untuk mengetahui kemungkinan penggunaan bahan lain dari sumber daya alam yang dimiliki Negara Indonesia. Salah satu sumber daya alam melimpah di negara ini adalah umbi talas Bogor. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan umbi talas Bogor memiliki kandungan karbohidrat, protein, lemak dan mineral yang baik. Berdasarkan hal itu, peneliti tertarik untuk menganalisis potensi umbi talas bogor sebagai media alternatif pertumbuhan jamu, salah satunya adalah jamur <em>Aspergillus niger</em>. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan tumbuh jamur <em>Aspergillus niger</em> pada media alternatif pertumbuhan jamur yang berasal dari umbi talas bogor. Penelitian ini menggunakan metode <em>single dot</em> (cara tusuk) untuk menstrimulir pertumbuhan jamur pada keadaan kekurangan oksigen atau anaerobik. Penelitian ini menggunakan media PDA sebagai kontrol pertumbuhan <em>Aspergillus niger</em>. Konsentrasi yang digunakan pada peneliti ini adalah 3,9% dan 7,8% berdasarkan aturan media PDA (kontrol). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jamur <em>Aspergillus niger</em> dapat tumbuh pada media talas Bogor dan pada media PDA. Pertumbuhan jamur pada PDA konsentrasi 3,9% lebih baik dari media umbi talas Bogor konsentrasi 3,9% (T >0,005), sedangkan pertumbuhan jamur pada media umbi talas Bogor lebih baik dari PDA pada konsentrasi 7,8% (T <0,005). Simpulan, jamur <em>Aspergillus niger</em> memiliki kemampuan untuk tumbuh dengan baik pada media alternatif umbi talas bogor pada konsentrasi 7,8%. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, agar kedepannya media alternatif umbi talas Bogor ini dapat menjadi media umum pertumbuhan jamur yang ramah lingkungan dan harganya terjangkau.</p>Imas LatifahMulyatiMuhammad Rizky AbucherPrima Nanda Fauziah
Hak Cipta (c) 2023 Imas Latifah, Mulyati, Muhammad Rizky Abucher, Prima Nanda Fauziah
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-082284299HUBUNGAN GEN RESEPTOR ANGIOTENSIN II TIPE 1 DENGAN KADAR PROTEIN DALAM URIN IBU HAMIL DI PUSKESMAS DALU X B KABUPATEN DELI SERDANG
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/213
<p>Gen reseptor angiotensin II tipe 1 (AT 1) memainkan peran dalam aritmia reperfusi menyusul pemulihan aliran darah menjadi iskemik miokardium atau infark. Aktivasi reseptor AT1 menyebabkan vasokonstriksi, retensi air dan garam, aktivasi neurohumoral dan peningkatan produksi <em>Reactive Oxygen Species </em>(ROS). Polimorfisme gen Reseptor AT 1 akan meningkatkan aktivitas angiotensin II sehingga terjadi kerentanan terhadap kejadian hipertensi esensial. Kejadian hipertensi ini menyebabkaan kadar protein dalam urine meningkat. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan gen reseptor Angiotensin II type 1 dengan protein pada urin ibu hamil di Desa Dalu X B Kabupaten Deli Serdang. Penelitian observasi analitik dengan <em>desain case control, </em>pemeriksan protein urin dengan menggunakan stik dan pemeriksaan gen reseptor angiotensin II tipe 1 menggunakan metode RFLP PCR. Analisa data menggunaakan uji <em>Chi-square </em>(x<sup>2</sup>). <em>Odds Ratio</em>) dengan batas kepercayaan <em>95% </em>dan <em>?=0,05</em>.Hasil: Distribusi genotipe gen reseptor Angiotensin II Tipe 1 pada kelompok kontrol sebanyak 36 orang (100%) memiliki varisi genetik AA. Pada kelompok Preeklampsia 31 rorang (86,1%) memiliki variasi genetik AA dan 5 orang (13,9%) dengan variasi genetik AC. Terdapat hubungan antara polimorfisme reseptor Angiotensin II Tipe 1 dengan kadar protein dalam urine pada ibu hamil hipertensi dan ibu hamil tidak hipertensi di Desa Dalu X B Kab. Seli Serdang (p=0,049).</p>SuparniLiza MutiaNita Andriani Lubis
Hak Cipta (c) 2023 Suparni, Liza Mutia, Nita Andriani Lubis
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-082300314PERBEDAAN HASIL IDENTIFIKASI TELUR SOIL TRANSMITTED HELMINTH PADA SELADA ANTARA METODE SEDIMENTASI NaOH 0,2% DAN FLOTASI NaCl
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/210
<p>Selada (<em>Lactuca sativa</em>) merupakan salah satu makanan pendamping makanan pokok yang banyak mengandung protein, vitamin dan mineral. Selada (L. sativa) berkontak langsung dengan tanah sehingga meningkatkan risiko penularan cacing Soil Transmitted Helminth. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan metode sedimentasi NaOH 0,2% dan flotasi NaCl terhadap hasil identifikasi telur STH pada sayur selada di pasar Tradisional Kecamatan Randudongkal. Penelitian dilakukan dengan rancangan <em>cross-sectional</em>. Penelitian dilakukan pada bulan Mei - Juni 2022 di Laboratorium Teknologi Laboratorium Medik D4 Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Sampel diambil di Pasar Tradisional Kecamatan Randudongkal yang terdiri dari Pasar Kalimas dan Pasar Randudongkal dengan jumlah sampel 12 sampel selada. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak tiga kali selama tiga minggu berturut-turut. Identifikasi telur Soil Transmitted Helminth menggunakan metode Sedimentasi NaOH 0,2% dan Flotasi NaCl. Data dianalisis dengan <em>Cohen’s Kappa</em>. Hasil penelitian ditemukan positif 1 telur <em>Ascaris lumbricoides </em>pada selada yang dijual di Pasar Tradisional Randudongkal baik diidentifikasi melalui metode sedimentasi NaOH 0.2% maupun flotasi NaCl.Hasil uji cohens kappa menunjukkan adanya korelasi antara metode sedimentasi NaOH 0.2% dengan flotasi NaCl (K= 1.000). Terdapat perbedaan hasil identifikasi telur STH antara metode sedimentasi NaOH 0.2% dengan flotasi NaCl.</p>STEFIA SHOFILA MADADITA PRATIWI KUSUMA WARDANIIKHSAN MUJAHIDMUHAMMAD LUTHFI ALMANFALUTHI
Hak Cipta (c) 2023 STEFIA SHOFILA MADA, DITA PRATIWI KUSUMA WARDANI, IKHSAN MUJAHID, MUHAMMAD LUTHFI ALMANFALUTHI
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-082315324PENURUNAN KADAR Fe2+ DENGAN PENAMBAHAN SPON OYONG (Luffa acutangula) MENGGUNAKAN VARIASI LAMA PEMANASAN
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/228
<p> <span class="fontstyle0">Air bersih harus bebas kontaminasi kuman, bebas substansi kimia dan zat beracun. Kadar besi yang tinggi pada air harus diperhatikan dalam penyediaan air bersih untuk masyarakat. Kadar besi dalam tubuh yang melebihi ambang batas menyebabkan efek toksik. Penelitian ini bertujuan mengetahuI penurunan kadar larutan Fe</span><span class="fontstyle0">2+ </span><span class="fontstyle0">yang ditambahkan spon oyong dengan variasi lama pemanasan. Penelitian ini dilakukan di UPT. Laboratorium Kesehatan Kabupaten Karanganyar. Metode yang digunakan adalah eksperimental dengan subjek penelitian spon oyong. Spon oyong yang digunakan didapatkan dari Pasar Gede Surakarta. Penurunan kadar ditentukan dengan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum 510 nm dan dengan operating time 10 menit. Hasil penelitian menunjukkan kadar besi dengan penambahan 1 gram spon oyong dan pemanasan selama 1, 2, 3, 4, dan menit pada suhu 100</span><span class="fontstyle0">o</span><span class="fontstyle0">C diperoleh kadar Fe</span><span class="fontstyle0">2+ </span><span class="fontstyle0">sebesar 61,00%, 63,40%, 64,77%, 67,31%, dan 69,84% dari hasil analisis regresi menunjukkan adanya hubungan antara perlakuan lama pemanasan larutan Fe</span><span class="fontstyle0">2+ </span><span class="fontstyle0">yang ditambah dengan spon oyong terhadap kadar Fe</span><span class="fontstyle0">2+</span><span class="fontstyle0">. Semakin lama waktu pemanasan larutan Fe</span><span class="fontstyle0">2+ </span><span class="fontstyle0">dengan penambahan spon oyong makan akan memperluas permukaan absorben dari spon oyong sehingga dapat mengikat ion Fe</span><span class="fontstyle0">2+ </span><span class="fontstyle0">lebih baik dan menurunkan kadar Fe2+ dalam larutan.</span> </p>Andriana Kusuma PutriStefano Argyata PradanaLintang Fajar Dwi Amanda
Hak Cipta (c) 2023 Andriana Kusuma Putri, Stefano Argyata Pradana; Lintang Fajar Dwi Amanda
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-082355364PERBEDAAN JUMLAH TOTAL LEUKOSIT DAN JENIS LEUKOSIT PADA PENDERITA MALARIA falciparum DAN MALARIA vivax DI RSUD KABUPATEN MANOKWARI
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/235
<p>Malaria disebabkan oleh infeksi parasit <em>Plasmodium sp</em><em>.</em> penularan ke manusia melalui gigitan nyamuk <em>Anopheles</em> betina terinfeksi Spesies Plasmodium mendominasi di Indonesia ialah <em>P. falciparum dan P. </em><em>v</em><em>ivax</em>. Kelainan hematologinya adalah anemia, trombositopenia, leukopenia hingga leukositosis, terkait dengan jenis malaria dan sebaran parasit dalam SADT. Penelitian ini bertujuan melihat perbedaan jumlah total leukosit dan jenis leukosit penderita malaria <em>falciparum </em>dan malaria <em>vivax</em> di RSUD Kabupaten Manokwari. Penelitian menggunakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan <em>cross </em>sectional. Penelitian dilakukan April-Juni 2023 di RSUD Kabupaten Manokwari. Populasi merupakan pasien yang terdiagnosis malaria <em>falciparum </em>dan malaria <em>vivax </em>di RSUD Kabupaten Manokwari pada bulan Januari dan Februari 2023 sebanyak 100 orang, dengan teknik purposive sampling didapatkan 80 orang. Sebanyak 80 data hasil pemeriksaan jumlah total leukosit dan jenis leukosit yaitu data rekam medik 40 penderita malaria <em>falciparum</em> dan 40 penderita malaria <em>vivax</em> diuji normalitas menggunakan <em>Shapiro Wilk</em> dan dilanjutkan dengan uji beda <em>Mann Whitney</em>. Hasil analisis statistik yang telah dilakukan didapatkan bahwa nilai total leukosit (p=0,927), neutrofil segmen (p=0,793), neutrofil batang (p=0,736), monosit (p=0,118), limfosit (p=0,497), eosinofil (p=0,885) dan basofil (p=0,085) mempunyai nilai p>0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara jumlah total leukosit dan jenis leukosit pada penderita malaria <em>falciparum</em> dan malaria <em>vivax</em>.</p>Rosalia Meilani SayangbatiLucia Sincu GunawanRumeyda Chitra Puspita
Hak Cipta (c) 2023 Rosalia Meilani Sayangbati, Lucia Sincu Gunawan; Rumeyda Chitra Puspita
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-082365374GAMBARAN SEDIMEN URIN PADA PEMANDU KARAOKE YANG MENGKONSUMSI ALKOHOL DI KABUPATEN TULUNGAGUNG
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/216
<div class="page" title="Page 1"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>Minuman beralkohol selalu menjadi masalah, konsumen alkohol selain sering mendapat sanksi sosial dari masyarakat juga dapat menimbulkan penyakit, salah satunya penyakit yang berhubungan dengan ginjal dan sistem saluran kemih. Konsumsi alkohol secara akut maupun kronis dapat mengganggu sistem kerja ginjal, baik sistem filtrasi, reabsorpsi, maupun augmentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama konsumsi dan jenis alkohol terhadap pemeriksaan sedimen urin pada pemandu karaoke di salah satu kafe di Kabupaten Tulungagung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk menggambarkan pengaruh konsumsi alkohol terhadap fungsi ginjal dengan menggunakan parameter pemeriksaan sedimen urin. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 20 orang yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pemeriksaan dilakukan secara manual dengan mengamati slide di bawah mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 5 sampel (25%) yang mengandung sedimen urin normal dan 15 sampel (75%) yang mengandung sedimen urin tidak normal. Dilihat dari hasil pemeriksaan sedimen urin, dapat disimpulkan bahwa mayoritas pecandu karaoke memiliki tanda-tanda kerusakan ginjal. Oleh karena itu, masyarakat sebaiknya tidak mengkonsumsi alkohol untuk melindungi ginjal mereka.</p> </div> </div> </div>Yan FuanaChalies Diah PratiwiQurrotu A’yunin LathifahRanu Ajib Saputra
Hak Cipta (c) 2023 Yan Fuana, Chalies Diah Pratiwi, Qurrotu A’yunin Lathifah; Ranu Ajib Saputra
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-082381390POTENSI MEDIA TRANSPORT MODIFIKASI AMPAS TAHU SEBAGAI PENUNJANG DETEKSI GEN ESBL PADA INFEKSI ULKUS KAKI DIABETIK
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/245
<p>Diabetes merupakan suatu gangguan kronis yang menjadi masalah utama kesehatan masyarakat secara global. Sekitar satu per empat dari seluruh penderita diabetes berpotensi mengalami ulkus sepanjang hidup mereka, dan setengah dari ulkus tersebut memiliki resiko untuk terinfeksi suatu mikroorganisme Pasien dengan ulkus kaki diabetes sering kali terinfeksi oleh organisme yang resisten antibiotik (MDRO) salah satu nya bakteri penghasil Extended Spectrum ? Lactamase (ESBL). Tujuan penelitian ini untuk melihat potensi media transport modifikasi ampas tahu sebagai penunjang deteksi gen ESBL. Gen ESBL pada bakteri di deteksi menggunakan Teknik PCR. Pada pengujian media transport modifikasi Ampas Tahu ini menggunakan 30 sampel ulkus pasien Diabetes Melitus di RUMAT Cipondoh, Kota Tangerang. Hasil bakteri dominan yang tumbuh ialah bakteri golongan Citrobacter sp yaitu media transport modifikasi 6(30,0%) dan Amies 8(40,0%). Persentase tertinggi sebesar 64% masih sensitif terhadap meropenem. Berdasarkan genotif terdapat gen OXA sebanyak 4(13,3%), SHV 3(10%) dan 1(3,3%) yang mengandung kedua gen tersebut. Kesimpulan strategi pengobatan infeksi ulkus kaki diabetic penggunaan antibotik harus berdasarkan hasil kultur uji resistensi sehingga tidak banyak menimbulkan gen MDRO khususnya gen penghasil ESBL, dari 30 isolat ulkus diabetic menggunakan media transport modifikasi Ampas Tahu cukup efektif dan dapat digunakan sebagai media transport sebagai penunjang pemeriksaan bakteri dengan gen ESBL.</p>VENNY PATRICIAAHMAD YANICITRA TRISNAMUHAMAD ABDUL RIFAIMEGA RACHMAWATILUTFIATUL HIDAYAH
Hak Cipta (c) 2023 VENNY PATRICIA, AHMAD YANI, CITRA TRISNA, MUHAMAD ABDUL RIFAI, MEGA RACHMAWATI, LUTFIATUL HIDAYAH
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2024-03-192024-03-192401415HUBUNGAN KADAR C-Reactive Protein DENGAN Neutrophil Lymphocyte Ratio (NLR) PADA PENDERITA DEMAM TIFOID
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/240
<p>Demam tifoid merupakan penyakit sistemik akut pada saluran cerna yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Diagnosis dapat ditentukan dari rasio neutrofil leukosit (NLR) untuk memudahkan menilai status inflamasi subjek. Protein C-reaktif (CRP) akan meningkat tajam pada saat inflamasi maupun pada saat inflamasi sistemik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar protein C-reaktif dengan rasio neutrofil leukosit (NLR) pada manusia penderita demam tifoid. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien demam tifoid yang terdaftar sebagai pasien pada bulan Mei 2023 di RS Bhayangkara Anton Soedjarwo Pontianak yang berjumlah 41 pasien.Pada pemerikaan NLR responden yang memiliki NLR <3 adalah 24 orang (58,53%), NLR 3–5 adalah 10 orang (24,39%), NLR >5 adalah 7 orang (17,07%). Pada pemeriksaan CRP responden yang memiliki CRP <10 mg/dl adalah 18 orang (43,90%), CRP 10-20 mg/dl sebanyak 4 orang (9,76%), CRP 20-50 mg/dl sebanyak 12 orang (29,27%), CRP > 50 mg/dl adalah 7 orang (17,07%).</p>Herlinda DjohanAri NuswantoroHarno
Hak Cipta (c) 2023 Herlinda Djohan, Ari Nuswantoro; Harno
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-082212225HUBUNGAN ANTARA KADAR SERUM ALBUMIN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI DESA TULEHU, KECAMATAN SALAHUTU, KABUPATEN MALUKU TENGAH
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/247
<p>Stunting atau tinggi badan pendek merupakan manifestasi dari kurang gizi kronis. Kondisi stunting merupakan saah satu kondisi yang dapat dipengaruhi kadar albumin serum seseorang. Di Desa Tulehu ditemukan 91 balita stunting dari 648 balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar albumin serum dengan stunting pada balita di Desa Tulehu Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah. Jenis penelitian yang digunakan adalah <em>asosiatif</em>. Sebanyak 40 responden dipilih dengan <em>random sampling</em> berdasarkan kriteria inklusi (anak usia 0-5 tahun, nilai Z-score < -2 SD dan orang tua bersedia anaknya menjadi responden). Variabel bebas adalah albumin dan variable terikat adalah stunting. Kadar albumin serum diperiksa menggunakan metode <em>Brom Cresol Green</em> (BCG) dengan <em>cut-off </em>albumin 3.8-5.1 g/dL. Pengujian kadar albumin serum didapatkan hasil 16 sampel (40%) rendah, 23 sampel (57.5%) normal dan 1 sampel (2.5%) tinggi sehingga ada hubungan yang bermakna antara kadar albumin serum dengan balita stunting dengan <em>p</em>-value = 0.028.</p>Frisca F TelussaMahani Auriah MaliganaSyawal Alfikry Kaimudin
Hak Cipta (c) 2023 Frisca F Telussa, Mahani Auriah Maligana; Syawal Alfikry Kaimudin
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-082391400PERBANDINGAN NILAI INDEKS ERITROSIT DARI DARAH WHOLE BLOOD DAN PRE DILUENT PADA HEMATOLOGY ANALYZER MEDONIC M32
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/205
<p>Indeks eritrosit sering digunakan untuk mengklasifikasikan anemia atau untuk membedakan berbagai jenis anemia. Seseorang dikatakan anemia apabila indeks eritrosit kurang dari normal. Penentuan indeks eritrosit dapat dilakukan dengan dua cara, manual dan otomatis menggunakan <em>hematology analyzer. Hematology analyzer</em> memiliki dua metode yaitu metode <em>whole blood</em> dan metode <em>pre diluent</em>. Adapun dengan metode <em>whole blood</em> membutuhkan sampel darah vena yang sesuai dengan volume yang dibutuhkan, sedangkan dalam metode <em>Pre Diluent</em> dapat digunakan pada sampel dalam jumlah sedikit yang diambil pada seseorang yang sulit diambil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan nilai indeks eritrosit dari darah <em>whole blood</em> dan <em>pre diluent</em> pada <em>hematology analyzer</em> Medonic M32. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan studi perbandingan (<em>Comparative Study</em>), yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan nilai indeks eritrosit dari darah <em>whole blood</em> dan darah <em>pre diluent</em> pada <em>hematology analyzer</em>. Sampel penelitian sebanyak 30 dengan teknik pengambilan sampel yaitu <em>consecutive sampling</em>. Data penelitian ini menggunakan data primer. Hasil penelitian ini diperoleh nilai rata-rata indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) dari darah <em>whole blood</em> masing-masing sebesar 84,819 fL, 27,823 pg, dan 32,777 g/dL. Sedangkan nilai rata-rata indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) dari darah <em>pre diluent</em> masing-masing sebesar 79,112 fL, 27,442 pg, dan 34,669 g/dL. Terdapat perbedaan nilai indeks eritrosit pada metode <em>whole blood</em> dan metode <em>pre diluent</em> yang diuji secara statistik menggunakan uji <em>Wilcoxon signed rank test </em>dan uji <em>Paired Samples T-Test </em>dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara metode <em>whole blood </em>dengan metode <em>pre diluent</em>.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : Indeks Eritrosit, metode <em>Whole Blood</em>, metode <em>Pre Diluent, Hematology Analyzer</em></p> <p> </p>Vinka AmeliaBetty NurhayatiEem HayatiMamat Rahmat
Hak Cipta (c) 2023 Vinka Amelia, Betty Nurhayati; Eem Hayati; Mamat Rahmat
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-0822841JUMLAH TROMBOSIT MENGGUNAKAN METODE OPTICAL DAN METODE FLUORESCENT PADA ANEMIA MIKROSITIK
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/234
<p>Abstrak</p> <p>Anemia mikrositik terjadi karena defisiensi sintesis hemoglobin (Hb) pada prekursor eritroid, menyebabkan penurunan mean corpuscular volume (MCV) sel darah merah yaitu < 80 fL. Pada anemia mikrositik ditemukan sel darah merah yang terfragmentasi sehingga ukurannya hampir sama dengan ukuran trombosit. Hal ini berpotensi menyebabkan hasil pemeriksaan jumlah trombosit meningkat palsu. Pemeriksaan jumlah trombosit digunakan untuk mengetahui adanya penyakit yang menyebabkan gangguan pembekuan darah dan kelainan perdarahan. Hasil pemeriksaan jumlah trombosit harus akurat agar membantu pengobatan yang tepat. Metode pemeriksaan jumlah trombosit bisa dilakukan secara manual atau otomatis. Tujuan penelitian untuk mengetahui jumlah trombosit metode optical dan fluorescent pada pasien anemia mikrositik. Jenis penelitian adalah deskriptif laboratorium. Desain penelitian membandingkan jumlah trombosit menggunakan metode optical dengan fluorescent pada anemia mikrositik. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang pasien anemia mikrositik. Data hasil penelitian diolah secara statistik menggunakan uji Paired T Test dan uji % bias. Berdasarkan hasil uji statistik didapat nilai sig 0,000 < 0,05 disimpulkan terdapat perbedaan yang bermakna antara jumlah trombosit metode optical dan metode fluorescent. Berdasarkan uji % bias diperoleh hasil melebihi batas % bias yang diharapkan (7,573% > 5,9%), artinya terdapat perbedaan secara klinis antara jumlah trombosit metode optical dan metode fluorescent.</p> <p><strong>Kata Kunci :</strong> Anemia mikrositik, Jumlah Trombosit, Metode Optical, Metode Fluorescent</p>Devy Kartika NingrumEem HayatiBetty NurhayatiGanjar Noviar
Hak Cipta (c) 2023 Devy Kartika Ningrum, Eem Hayati, Betty Nurhayati; Ganjar Noviar
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-0825062FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KANDUNGAN NIKOTIN DALAM URINE PADA PEROKOK AKTIF
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/224
<p>Kandungan zat kimia dalam rokok terdiri dari beberapa golongan, salah satunya adalah golongan alkaloid. Sumber zat kimia golongan alkaloid dalam rokok adalah daun tembakau. Senyawa alkaloid yang terdapat pada daun tembakau adalah nikotin. Penelitian ini menggunakan metode alat strip test cotinine untuk menganalisis kandungan nikotin dalam urine perokok aktif di kecamatan Tulungagung. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan nikotin dalam urine perokok aktif, seperti usia, lama merokok, jumlah konsumsi rokok, dan penggunaan liquid. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Toksikologi Klinik STIKES Hutama Abdi Husada Tulungagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan nikotin dalam urine dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : nikotin, rokok sigaret, rokok vapor</p>Andyanita Hanif HermawatiQurrotu A’yunin Lathifah
Hak Cipta (c) 2023 Andyanita Hanif Hermawati, Qurrotu A’yunin Lathifah
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-082111117pe PENGARUH PEMBERIAN SUSU TEMPE SELAMA TUJUH (7) HARI BERTURUT-TURUT TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA WANITA USIA LEBIH DARI 45 TAHUN
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/250
<p>Wanita usia lebih dari 45 tahun mempunyai risiko terkena penyakit jantung atau stroke. Penyakit yang disebabkan tingginya kadar kolesterol adalah penyempitan pembuluh darah, penyakit koroner, stroke, dan tekanan darah tinggi. Tempe adalah produk olahan dari kedelai yang banyak mengandung saponin yang terbukti memiliki efek menurunkan kadar kolesterol. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian minuman susu tempe selama 7 (tujuh) hari berturut – turut terhadap penurunan kadar kolesterol total pada wanita usia lebih dari 45 (empat puluh lima) tahun. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah wanita usia lebih dari 45 tahun di Kelurahan Ledug Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas yang akan diukur kadar kolesterol total sebelum dan setelah pemberian susu tempe selama tujuh hari bertutut-turut. Sampel yang akan diperiksa adalah 30 orang dilaboratorium kimia klinik TLM UMP. Metode yang di gunakan menggunakan metode pemeriksaan POCT. Berdasarkan hasil uji pemberian susu tempe didapatkan hasil dengan nilai P = 0,015. Hal ini menunjukan tempe memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan kadar kolesterol total hal ini ditunjukan dengan nilai P < 0,05 (menunjukan adanya perbedaan signifikan antara pemberian susu tempe dengan kadar kolesterol total sebelum dan sesudah perlakuan).</p>Retno SulistiyowatiMeida Laely RamdaniNs. Yasinta Nur RohmahSumiyatun SeptianingsihSyifa Luthfia Nissa
Hak Cipta (c) 2023 Retno Sulistiyowati, Meida Laely Ramdani, Ns. Yasinta Nur Rohmah, Sumiyatun Septianingsih; Syifa Luthfia Nissa
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-082275380UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK DAUN BAWANG DAYAK (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.) TERHADAP STABILITAS MEMBRAN SEL DARAH MERAH
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/241
<p>Inflamasi dapat menyebabkan penurunan sementara fungsi jaringan, yang dapat berkontribusi pada patogenesis penyakit homeostasis yang berubah. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai antiinflamasi adalah daun bawang dayak (<em>Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.</em>) yang mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu flavonoid, tanin, saponin, fenol, alkaloid dan triterpenoid. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas antiinflamasi terhadap stabilitas membran sel darah merah pada ekstrak etanol daun bawang dayak (<em>Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.</em>) terhadap stabilisasi membran sel darah merah secara in vitro menggunakan Spektrofotometer Uv-Vis. Desain penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental dan teknik sampling yang digunakan ialah purposive sampling dengan sampel ekstrak daun bawang dayak konsentrasi 0,005%, 0,01%, 0,02%, 0,04%, dan 0,08% dengan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali setiap konsentrasinya dan jumlah sampelnya sebanyak 15 sampel. Hasil uji aktivitas antiinflamasi menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% daun bawang dayak yang memiliki aktivitas antiinflamasi yang paling rendah pada konsentrasi 0,005% yaitu sebesar 33,60% sedangkan untuk aktivitas yang paling tinggi terdapat pada konsentrasi 0,08% yaitu sebesar 62,87%, sehingga menunjukkan bahwa daun bawang dayak berpotensi sebagai obat antiinflamasi.</p>Dwi Murti ZaputriWahdaniahLinda TrianaMujtahidah
Hak Cipta (c) 2023 Dwi Murti Zaputri, Wahdaniah, Linda Triana; Mujtahidah
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-082190199GAMBARAN KADAR ALBUMIN MURNI SKALA MIKROGRAM YANG DIUKUR SECARA SPEKTROFOTOMETER UV SETELAH DIADSORPSI MAGNETIT (Fe3O4)
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/211
<p>Urinalisis adalah salah satu jenis pemeriksaan untuk menilai kelainan fungsi ginjal salah satunya adalah proteinuria. Metode analitik diagnosis protein harus mencakup keberadaan protein dalam urin mulai dari 0,01 mg/dL hingga 10 mg/dL. Sebelum validasi metode kuantifikasi protein berbasis adsorben magnetit pada urin pasien, terlebih dahulu dilakukan penelitian pada analit murni yaitu albumin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar albumin dengan metode spektrofotometer UV setelah diadsorpsi magnetit (Fe<sub>3</sub>O<sub>4</sub>). Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan sampel yang digunakan adalah albumin yang dilarutkan dalam buffer TRIS pH 7,4 0,05 M dengan konsentrasi 5 – 40 mg/dL. Hasil pengukuran kadar albumin pada rentang 5 – 40 mg/dL dengan panjang gelombang 280 nm menggunakan metode spektrofotometer UV diperoleh hasil kurva linear yang dibuktikan dengan koefisien (R<sup>2</sup>) y=0,0188x + 0,0131 serta adsorpsi oleh magnetit (Fe<sub>3</sub>O<sub>4</sub>) dengan besaran rata-rata adsorpsi 17,5%. Berdasarkan hasil pengukuran kadar albumin pada rentang 5 – 40 mg/dL dengan panjang gelombang 280 nm menggunakan metode spektrofotometer UV diperoleh hasil kurva linear serta adsorpsi oleh magnetit (Fe<sub>3</sub>O<sub>4</sub>) dengan besaran rata-rata adsorpsi 17,5%.</p>Muhamad Rifky FauziAyi FurqonEllsie Viendra Permana
Hak Cipta (c) 2023 Muhamad Rifky Fauzi, Ayi Furqon; Ellsie Viendra Permana
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-082261270PEMERIKSAAN KOLESTEROL TOTAL METODA POINT OF CARE TESTING DAN METODA FOTOMETRI TERHADAP PASIEN HIPERTENSI
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/226
<p>Kolesterol total perlu diawasi karena merupakan analit yang dapat memprediksi kejadian penyakit kardiovaskular. Pengukuran kadar kolesterol hasilnya bisa didapat secara cepat akan mempermudah pengambilan keputusan, penanganan penyakit, atau pemeriksaan penyaring awal. Alat <em>Point Of Care Testing</em> POCT atau <em>Near Patient Testing</em> (NPT) untuk pengukuran kolesterol biasanya merupakan alat yang cukup kecil, ringan, dengan keuntungan bahwa pasien tidak terlalu direpotkan sehingga pasien bisa lebih tenang dan hasil pemeriksaan pun memuaskan Hasil pemeriksaan oleh alat POCT ini harus tetap dievaluasi sehingga hasil pemeriksaannya masih dapat dipertanggungjawabkan sebagai upaya pengawasan penyakit dan pengaturan pemberian obat. Telah dilaksanakan penelitian pemeriksaan kolesterol total pada pasien hipertensi di UPT Puskesmas Pekalangan, Cirebon dengan menggunakan alat POCT dan menggunakan alat fotometer metoda CHOD-PAP. Data yang didapatkan kemudian dioleh dengan uji statistika uji T untuk memeriksa ada tidaknya perbedaan bermakna dari rata-rata pengukuran oleh kedua metoda berbeda tersebut. Didapatkan hasil rata-rata pengukuran kolesterol total dengan alat POCT sebesar 193,8 mg/dL dan hasil rata-rata pengukuran kolesterol total dengan alat fotometer metoda CHOD-PAP adalah 195,35 mg/dL. Tidak ada perbedaan bermakna dari kedua pengukuran tersebut.</p>Dinar RahajuTuti RustianaDiat RukhiatDedi Kurnia
Hak Cipta (c) 2023 Dinar Rahaju, Tuti Rustiana, Diat Rukhiat, Dedi Kurnia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-082325333ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PATOGEN DI PERAIRAN PANTAI PANGANDARAN
https://prosiding.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/prosiding/article/view/229
<p>Bakteri patogen merupakan bakteri penyebab penyakit pada makhluk hidup (manusia, tumbuhan dan hewan). Bakteri patogen dapat menyerang organisme hidup terutama manusia dengan sistem imun yang lemah. Pantai Pangandaran merupakan objek wisata bahari yang paling banyak diminati oleh wisatawan. Bakteri patogen tidak boleh ada pada perairan objek wisata bahari. Tujuan penelitian ini untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri patogen yang berada di perairan Pantai Pangandaran. Metode yang dilakukan pada penelitian ini dengan melakukan pengukuran kualitas air laut secara fisika meliputi pH dan suhu, serta melakukan analisis mikrobiologi dengan cara isolasi dan identifikasi menggunakan media selektif <em>Mac Conkey </em>dilanjutkan dengan uji biokimia seperti uji <em>Triple Sugar Iron Agar </em>(TSIA), <em>Sulfid Indol Motility</em> (SIM), <em>Simmon’s Citrate</em> (SC), <em>Nutrient Agar</em> (NA) miring, dan uji katalase Hasil dari penelitian ini teridentifikasi beberapa bakteri patogen diperairan Pantai Pangandaran diantaranya adalah 10% <em>Salmonella typhi</em>, 10% <em>Salmonella paratyphi</em>, 10% <em>Klebsiella sp</em>, 10% <em>Pseudomonas aeruinosa</em> dan 60% <em>Escherchia coli</em>. Kesimpulan bakteri yang teridentifikasi diperairan pantai pangandaran terdiri dari <em>Salmonella typhi</em>, <em>Salmonella paratyphi</em>, <em>Klebsiella sp</em>, <em>Pseudomonas aeruinosa</em> dan <em>Escherchia coli</em>.</p>Korry NovitrianiDitya Fitriani SukmawanRochmanah Suhartati
Hak Cipta (c) 2023 Korry Novitriani, Ditya Fitriani Sukmawan; Rochmanah Suhartati
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2023-12-082023-12-082334344